Pengeluaran menjadi salah satu faktor kunci dalam menentukan status ekonomi masyarakat. Dalam konteks kemiskinan, pengeluaran memainkan peran penting dalam menghitung garis kemiskinan yang baru saja mengalami perubahan signifikan di Indonesia.
Berdasarkan laporan terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) per September 2024, garis kemiskinan Indonesia ditetapkan pada angka Rp 595.242 per kapita per bulan. Ini menunjukkan kenaikan sebesar 2,11% dibanding angka sebelumnya yang tercatat pada Maret 2024 dengan nilai Rp 582.932 per kapita per bulan.
Menurut definisi yang diberikan oleh BPS, garis kemiskinan merupakan nilai pengeluaran minimum yang harus dipenuhi untuk memenuhi kebutuhan dasar, baik makanan maupun non-makanan, agar seseorang tidak dikategorikan sebagai miskin. Oleh karena itu, apabila pengeluaran rata-rata per kapita seseorang berada di bawah angka ini, ia akan dianggap sebagai penduduk miskin.
Di samping pengeluaran, terdapat beberapa indikator lain yang dapat membantu memahami status ekonomi seseorang. Terdapat lima ciri utama yang dapat mengidentifikasi perbedaan antara golongan kelas menengah bawah dan kelas bawah yang perlu diperhatikan.
1. Jenis Pekerjaan yang Dimiliki
Pekerjaan yang dimiliki seseorang sering kali mencerminkan status ekonomi. Jenis pekerjaan yang tergolong dalam kategori kerah putih atau kerah biru dapat memberikan gambaran jelas tentang tingkat kehidupan mereka.
Pekerjaan seperti pelayan restoran, sopir truk, atau pegawai ritel seringkali memberikan gaji yang tidak sebanding dengan kebutuhan hidup, yang menunjukkan posisi mereka dalam kelas sosial yang lebih rendah. Di sisi lain, posisi sebagai manajer atau spesialis dalam bidang tertentu dapat mengindikasikan seseorang berada di kelas menengah.
Namun, profesi seperti guru atau perawat dapat bervariasi tergantung pada senioritas dan sertifikasi yang dimiliki. Meski dianggap kelas menengah, banyak profesional yang tetap berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup meskipun memiliki pekerjaan yang terhormat.
2. Status Tempat Tinggal
Tempat tinggal merupakan faktor besar dalam pengeluaran bulanan. Keluarga yang tidak mampu mendapatkan rumah yang nyaman dan aman sering kali terperosok dalam kelas menengah bawah atau kelas bawah.
Kenyamanan tempat tinggal sering kali menjadi indikator utama dari tingkat keamanan finansial seseorang. Mereka yang tinggal di lingkungan tidak layak atau dengan risiko keamanan tinggi biasanya berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari.
3. Tingkat Pendidikan yang Dicapai
Edukasi adalah hal penting dalam menentukan akses terhadap peluang kerja yang lebih baik. Memiliki gelar sarjana sering kali dapat menempatkan seseorang dalam kelas menengah, tetapi tidak semua orang memiliki kesempatan untuk mengakses pendidikan tinggi.
Hambatan yang ada sering kali disebabkan oleh faktor sosial dan ekonomi yang membuat mereka sulit melanjutkan pendidikan. Ketersediaan beasiswa dan dukungan keluarga juga berperan dalam keberhasilan seseorang untuk menyelesaikan pendidikan tinggi.
4. Kemampuan Menabung dan Berinvestasi
Menabung dan berinvestasi sangat krusial dalam membangun keamanan finansial jangka panjang. Namun, bagi banyak orang di kelas bawah, hal ini sering kali menjadi sebuah kemewahan yang tidak dapat dicapai.
Kurangnya tabungan atau rencana pensiun dapat menunjukkan bahwa seseorang berada dalam tekanan ekonomi yang berat. Mereka yang tidak memiliki cadangan finansial sering kali terpaksa mengandalkan pinjaman untuk memenuhi kebutuhan mendesak mereka.
5. Gaya Hidup yang Dapat Dijalani
Kemampuan untuk melakukan aktivitas santai seperti berlibur atau makan di luar dapat menunjukkan status keuangan seseorang. Jika seseorang dapat menikmati hal-hal ini tanpa khawatir, maka kemungkinan ia berada dalam kelas menengah.
Namun, bagi mereka yang kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, gaya hidup yang dibatasi bisa menjadi indikator bahwa mereka terjebak dalam kelas bawah. Pengelolaan anggaran yang bijaksana sangat diperlukan untuk mencapai kesejahteraan, tetapi kebebasan dalam pengeluarannya tetap menjadi tanda stabilitas ekonomi.
Dengan memahami berbagai faktor yang menciptakan batasan antara kelas-kelas ini, masyarakat dapat lebih sadar akan kondisi ekonomi yang ada. Setiap indikator memiliki dampak yang signifikan terhadap kualitas hidup individu dan keluarga. Penting untuk menciptakan akses dan kesempatan bagi yang kurang beruntung demi menciptakan masyarakat yang lebih seimbang dan adil.




