Menteri Keuangan baru-baru ini mengungkapkan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan saat ini mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini menjadi kabar baik setelah sebelumnya, kepercayaan publik sempat terganggu akibat masalah yang berkaitan dengan ekonomi.
Data dari Lembaga Penjamin Simpanan menunjukkan bahwa pada bulan Oktober 2025, Indeks Kepercayaan Konsumen kepada Pemerintah meroket hingga mencapai 130,6, naik dari 117,3 pada bulan sebelumnya. Kenaikan ini mencerminkan pergeseran positif dalam pandangan masyarakat mengenai kebijakan dan kinerja pemerintah.
“Saya percaya bahwa penilaian masyarakat terhadap pemerintah adalah yang paling utama,” kata Menteri Keuangan dalam acara diskusi yang dihadiri oleh para ekonom terkemuka. Peningkatan indeks kepercayaan ini dianggap sebagai langkah maju setelah periode ketidakpastian sebelumnya.
Pentingnya Indeks Kepercayaan Masyarakat Terhadap Pemerintah
Indeks Kepercayaan Konsumen kepada Pemerintah adalah salah satu indikator utama yang digunakan untuk mengevaluasi keefektifan kebijakan publik. Sebuah angka yang tinggi menunjukkan bahwa masyarakat merasa aman dan puas terhadap tindakan pemerintah.
Runtuhnya angka tersebut selama beberapa bulan sebelumnya menjadi gambaran nyata bahwa masyarakat merasakan dampak dari kondisi ekonomi yang sulit. Keberadaan demonstrasi dan kritik kerap muncul sebagai tanda ketidakpuasan terhadap respons pemerintah.
Namun, dengan kebangkitan angka kepercayaan berkat kebijakan-kebijakan yang diluncurkan, harapan akan pemulihan ekonomi semakin menguat. Purbaya menjelaskan bahwa pergeseran tersebut memberikan sinyal positif bagi pertumbuhan ekonomi ke depan.
Dampak Kebijakan Fiskal Terhadap Perekonomian
Menteri Keuangan menjelaskan bahwa upaya untuk memperbaiki kepercayaan publik melibatkan serangkaian kebijakan fiskal yang dirancang untuk merangsang pertumbuhan. Pendekatan kontra-siklikal menjadi salah satu strategi untuk mengatasi perlambatan yang terjadi akibat kebijakan moneter yang terlalu ketat.
Dengan tidak mengambil utang baru dan memanfaatkan dana yang ada di Bank Indonesia, pemerintah mampu mentransfer likuiditas ke sistem perekonomian. Langkah ini bertujuan agar likuiditas kembali mengalir dan suku bunga dapat turun.
Secara langsung, hal ini berdampak positif pada kondisi finansial masyarakat. Ketika suku bunga turun, masyarakat lebih cenderung meminjam uang untuk berinvestasi dan mengkonsumsi, yang pada gilirannya akan merangsang pertumbuhan ekonomi.
Kenaikan Kredit dan Optimisme Masyarakat
Penurunan suku bunga yang disertai peningkatan likuiditas terlihat berdampak langsung pada pertumbuhan kredit. Banyak pelaku usaha mulai berani untuk berinvestasi kembali, mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.
Kondisi ini menciptakan atmosfer yang lebih optimis di kalangan masyarakat. Purbaya mencatat bahwa pergerakan positif ini menjadi sinyal bahwa ekonomi mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan.
Masyarakat yang tadinya skeptis kini mulai kembali percaya bahwa langkah-langkah yang diambil pemerintah akan berdampak positif bagi kehidupan sehari-hari mereka. Kepercayaan publik ini penting untuk menjaga kestabilan pasar dan perekonomian secara keseluruhan.
Harapan untuk Pertumbuhan Ekonomi yang Lebih Baik
Dengan meningkatnya indeks kepercayaan, Menteri Keuangan optimis bahwa pertumbuhan ekonomi di kuartal IV-2025 dapat mencapai angka di atas 5,5 persen. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah terus berupaya untuk memperkuat fondasi ekonomi.
Rencana pemerintah ke depan adalah memaksimalkan pemanfaatan dana yang ada dan terus melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan. Dengan strategi yang baik, diharapkan perekonomian mampu pulih dengan lebih cepat.
Kenaikan kepercayaan ini bukan hanya menjanjikan perbaikan jangka pendek, tetapi juga menciptakan optimisme jangka panjang bagi masyarakat. Masyarakat kini berharap bahwa kebijakan yang dijalankan akan membawa kesejahteraan bagi semua lapisan.




