Pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia semakin memperoleh perhatian, salah satunya melalui dukungan terhadap karya seni, seperti film. Salah satu film yang tengah disorot adalah “Timur”, yang merupakan film debut Iko Uwais sebagai sutradara dan akan tayang di bioskop nasional mulai 18 Desember 2025.
Film ini tidak hanya menjadi ajang bagi Uwais untuk menunjukkan kemampuannya dalam mengarahkan film, tetapi juga melibatkan berbagai pihak dalam industri kreatif. Kegiatan promosi yang digelar menjelang penayangan film ini mengundang antusiasme masyarakat di beberapa kota, menunjukkan betapa besarnya minat publik terhadap karya lokal.
Kegiatan promosi film “Timur” diselenggarakan di Surabaya, Semarang, dan Bandung pada 13-14 Desember 2025 dengan kehadiran para bintang film dan kru produksinya. Ini adalah upaya strategis untuk mendekatkan film kepada masyarakat dan menciptakan buzz menjelang penayangannya di seluruh Indonesia.
Antusiasme Masyarakat Terhadap Film “Timur” yang Menarik Perhatian
Kegiatan nonton bareng yang digelar di Surabaya dan Semarang pada 13 Desember 2025 menghadirkan sejumlah artis terkenal, seperti Raffi Ahmad dan Jimmy Kobogau. Keberadaan para bintang ini membuat acara semakin meriah dan menambah semangat penonton untuk menyaksikan film tersebut.
Kota Semarang menjadi lokasi spesial dimana BNI juga mendirikan booth untuk memperkuat interaksi dengan pengunjung. Ini mencerminkan dukungan dari sektor ekonomi kreatif yang melibatkan berbagai elemen masyarakat untuk berpartisipasi dalam industri film nasional.
Pada 14 Desember 2025, acara serupa di Bandung juga tidak kalah ramai, dihadiri oleh Nagita Slavina sebagai Executive Producer dari film “Timur”. Kehadiran para pemain dan produser di acara ini memberikan daya tarik tersendiri, membuat penonton semakin penasaran dengan film ini.
Peran BNI dalam Mendukung Ekonomi Kreatif Melalui Film
Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo, mengungkapkan bahwa dukungan kepada film “Timur” merupakan wujud komitmen perusahaan dalam mengembangkan sektor ekonomi kreatif. Ini dianggap sebagai langkah penting untuk mendorong pertumbuhan baru serta memfasilitasi pengembangan talenta muda Indonesia.
BNI percaya bahwa industri film memiliki dampak signifikan baik dalam aspek ekonomi maupun sosial. Dengan pemberdayaan talenta lokal, film ini diharapkan dapat memberikan inspirasi serta nilai tambah bagi generasi muda masa depan.
Raffi Ahmad, salah satu Executive Producer, menyatakan bahwa film “Timur” menawarkan cerita yang relevan dan berkualitas. Dengan produksi yang otentik, film ini menyampaikan pesan keluarga dan persaudaraan yang menjadi nilai universal yang penting untuk disampaikan kepada masyarakat.
Kualitas Film “Timur” yang Mendapat Apresiasi Positif
Salah satu nilai lebih yang ditawarkan film “Timur” adalah kekuatan cerita yang menggugah emosi. Baik penonton maupun kritikus memberikan apresiasi tinggi terhadap aspek koreografi laga yang dikemas secara menarik oleh tim Uwais.
Hal ini membuktikan bahwa “Timur” tidak hanya sekadar film aksi, tetapi juga menyuguhkan kedalaman dalam cerita. Ini menjadi daya tarik tersendiri bagi penonton yang mencari hiburan berkualitas.
Respons positif dari penonton selama acara nonton bareng menunjukkan potensi film ini untuk menjadi salah satu karya yang dikenang, menciptakan dampak di industri film Indonesia. Kerja keras dalam proses kreatif di balik layar juga tak lepas menjadi sorotan.
Film “Timur” dan Masa Depan Ekonomi Kreatif di Indonesia
Dengan penayangan yang dimulai pada 18 Desember 2025, film “Timur” diharapkan bisa mengokohkan posisi industri film Indonesia di pasar global. Karya ini menegaskan bahwa sektor film memiliki peran penting dalam rantai nilai ekonomi kreatif nasional yang lebih luas.
BNI sebagai salah satu pendukung utama menginginkan agar film seperti “Timur” dapat memicu pertumbuhan sektor-sektor kreatif lainnya. Ini adalah bagian dari strategi untuk menjaga daya saing di bidang ekonomi yang semakin kompetitif.
Secara keseluruhan, dukungan terhadap film “Timur” mencerminkan sinergi antara sektor keuangan dan kreatif, yang saling menguntungkan. Hal ini menunjukkan bahwa investasi dalam seni dan kreativitas adalah langkah yang strategis untuk membangun masa depan cerah bagi industri kreatif di Indonesia.




