Di tengah cuaca ekstrem yang melanda Jakarta, bencana banjir kembali menjadi sorotan publik. Pada Kamis sore, 30 Oktober 2025, sebuah rumah dan warung milik warga di Jati Padang, Pasar Minggu, Jakarta Selatan mengalami kerusakan parah akibat luapan air.
Berita mengenai peristiwa ini dengan cepat menyebar, menggugah kepedulian masyarakat. Yuni, pemilik rumah yang terdampak, mengungkapkan kesedihannya ketika berbicara tentang kerugian yang dialaminya.
“Rumah saya dan di samping ada warung yang juga jebol,” ujar Yuni kepada wartawan, menambahkan bahwa dia tidak berada di rumah saat kejadian berlangsung. Hanya anak perempuannya, Naza, yang berada di lokasi dan sempat mendapati keadaan rumah yang tertutup.
Lokasi rumah Yuni berjarak sekitar 20 meter dari tanggul yang juga mengalami kerusakan. Arus deras dari Kali Pulo berhasil menerobos dan merusak dinding rumah sampai setinggi satu meter.
Beberapa jam setelah kejadian, air banjir telah mencapai ketinggian yang cukup merugikan, membuat barang-barang berharga milik Yuni terendam. Hal ini menunjukkan betapa mendesaknya situasi yang dialaminya ketika anaknya tidak dapat menyelamatkan perlengkapan rumah tangga yang berharga.
Kerusakan yang Ditimbulkan Akibat Banjir di Jakarta Selatan
Banjir di Jakarta Selatan menimbulkan dampak yang signifikan terhadap masyarakat. Dinding rumah Yuni jebol akibat terjangan arus, yang menunjukkan bahwa kekuatan air dapat membawa dampak besar jika tidak diantisipasi.
Peristiwa ini tidak hanya mengganggu kehidupan sehari-hari, tetapi juga mengancam keselamatan warga. Banyak yang kehilangan harta benda dan terpaksa mengungsi untuk sementara waktu.
Setelah melihat keadaan rumahnya, Yuni mengungkapkan keprihatinan mendalam. Dia mencemaskan bagaimana keluarga yang lebih besar dapat mengatasi kerugian ini dalam jangka waktu yang lama.
Banjir yang terjadi pada sore hari tersebut secara mendadak mengubah kehidupan Yuni dan keluarganya. Kini, mereka terpaksa tinggal di Mushala Sabili yang menjadi tempat pengungsian sementara bagi warga yang kehilangan rumah.
Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar tentang kesiagaan pemerintah lokal dalam mengatasi bencana alam dan dampaknya terhadap masyarakat. Hal ini mendorong masyarakat untuk lebih membangun kesadaran tentang pentingnya kesiapsiagaan bencana.
Pentingnya Kesadaran Akan Bahaya Banjir di Perkotaan
Situasi ini memberikan pelajaran berharga mengenai pentingnya kesadaran akan risiko banjir di kawasan perkotaan, terutama Jakarta. Masyarakat perlu memahami bahwa infrastruktur yang ada tidak selalu cukup untuk menahan dampak badai dan curah hujan yang ekstrem.
Pada musim hujan, kawasan-kawasan tertentu di Jakarta sering kali mengalami banjir yang merugikan. Mulai dari kerusakan harta benda hingga hilangnya tempat tinggal, semua itu menjadi masalah serius yang harus dihadapi oleh warga.
Kesadaran akan tindakan preventif harus digalakkan, seperti memastikan tempat tinggal terhindar dari lokasi rawan banjir. Masyarakat juga diajak untuk berkomunikasi dengan pihak berwenang untuk mengetahui langkah-langkah yang perlu diambil.
Selain itu, koordinasi antara pemerintah dan masyarakat juga menjadi kunci dalam mengatasi dampak banjir. Pembangunan infrastruktur yang lebih baik dan sistem drainase yang efisien sangat diperlukan untuk menghindari bencana di masa depan.
Tidak kalah penting, edukasi tentang tanggap darurat harus diberikan kepada masyarakat agar siap menghadapi situasi serupa jika terjadi lagi di kemudian hari.
Strategi Mitigasi Banjir yang Efektif di Jakarta
Mitigasi banjir di Jakarta memerlukan pendekatan yang multilateral, melibatkan berbagai sektor. Ini mencakup pembangunan infrastruktur drainase, penataan ruang, serta regulasi yang tegas untuk menjaga kualitas lingkungan termasuk sungai.
Pembangunan tanggul dan saluran air yang lebih baik harus menjadi prioritas. Ini akan membantu mengurangi jumlah air yang menggenang saat hujan deras turun, dan mencegah kerusakan yang lebih besar seperti yang terjadi pada Yuni.
Kampanye penghijauan juga sangat penting. Dengan menanami daerah resapan air, kita dapat meningkatkan kapasitas tanah dalam menyerap air hujan. Lingkungan yang lebih hijau tidak hanya membantu mengurangi risiko banjir tetapi juga memberikan manfaat estetika bagi masyarakat.
Partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan juga perlu didorong. Dengan mengedukasi warga tentang pentingnya menjaga kebersihan sungai dan mencegah pencemaran, kita bisa membantu mengurangi masalah yang berkaitan dengan banjir.
Melalui kolaborasi organisasi non-pemerintah dan masyarakat, diharapkan kebangkitan kesadaran dan tindakan nyata dapat mencegah terulangnya tragedi seperti yang dialami oleh Yuni dan keluarganya.




