Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, baru-baru ini meluncurkan buku yang berjudul “Sejarah Indonesia: Dinamika Kebangsaan dalam Arus Global.” Meskipun belum membaca seluruh isi buku tersebut, ia mengakui pentingnya penyediaan buku sejarah sebagai kontribusi untuk memperkaya stok literatur sejarah di Indonesia.
Pada peluncuran buku di Jakarta, Fadli menyatakan bahwa ia baru mendapatkan 10 jilid buku untuk ditinjau. Meskipun saat ini buku tersebut belum dicetak dalam jumlah banyak, rencananya akan mulai dicetak secara massal pada awal tahun 2026.
“Ini mungkin baru jadi. Belum kita cetak secara massal. Eh, saya juga belum baca, terus terang saya akan baca sekali lagi ya,” ungkap Fadli Zon di Kantor Kemendikdasmen, Jakarta, menunjukkan ketertarikan untuk mendalami lebih lanjut isi buku tersebut.
Seiring dengan proyek penulisan buku sejarah ini, Fadli mengakui adanya berbagai pendapat pro dan kontra. Hal ini, menurutnya, merupakan hal yang wajar dalam proses akademis dan dialog sejarah. Ia juga mengajak semua pihak untuk menulis sejarah, asalkan tidak berniat menciptakan buku sejarah tandingan.
“Tidak perlu ada tandingan. Tulislah buku sejarah sebanyak-banyaknya. Gitu ya. Apalagi sejarah lokal, banyak yang belum ditulis,” tegasnya, menegaskan pentingnya dokumentasi sejarah yang lebih mendalam dan terperinci.
Fadli juga menyatakan perlunya penulisan berbagai aspek sejarah yang meliputi setiap kabupaten, provinsi, dan kota. Sejarah tentang manusia, tokoh, dan berbagai data lokal diharapkan dapat lebih diperhatikan dan dituangkan dalam bentuk buku.
Peluncuran buku ini merupakan puncak dari proyek penulisan ulang sejarah Indonesia yang dimulai pada Januari 2025. Proyek ini diinisiasi langsung oleh Fadli Zon dan melibatkan 123 penulis dari 34 perguruan tinggi serta 11 lembaga non-perguruan tinggi.
Keseluruhan proyek tersebut menghasilkan karya monumental yang terdiri dari 7.958 halaman yang dibagi dalam 10 jilid. Kontribusi dari berbagai akademisi dan peneliti ini diharapkan dapat memberikan perspektif baru dalam memahami sejarah Indonesia.
Proyek Penulisan Ulang Sejarah Indonesia yang Ambisius
Proyek penulisan ulang sejarah Indonesia ini bertujuan untuk memperbaharui dan melengkapi perspektif sejarah yang sudah ada. Fadli Zon menekankan bahwa buku ini penting untuk generasi mendatang agar mereka memahami latar belakang sejarah dengan baik.
Pentingnya memahami sejarah yang tepat juga menjadi salah satu alasan utama mengapa proyek ini digagas. Banyak keberagaman cerita dan perspektif lokal yang selama ini kurang mendapatkan perhatian, dan hal ini berpotensi memperkaya pengetahuan masyarakat.
Fadli Zon berharap bahwa melalui penyusunan buku ini, akan muncul lebih banyak penulis lokal yang tertarik untuk mendokumentasikan sejarah tempat mereka tinggal. Ini merupakan langkah untuk memperkuat identitas budaya melalui pengakuan akan sejarah lokal.
Selama proses penulisan, para penulis diajak berdiskusi dan berbagi pengetahuan mengenai berbagai aspek sejarah. Dengan melibatkan berbagai bidang, diharapkan lahir perspektif yang lebih integratif dan komprehensif dalam pembahasan sejarah.
Serangkaian workshop dan seminar juga diadakan sebagai bagian dari program ini, dengan tujuan untuk membangun kesadaran dan pemahaman mengenai pentingnya sejarah. Melalui kegiatan ini, para penulis bisa saling mendapatkan inspirasi serta metode yang lebih baik dalam menuliskan sejarah.
Pentingnya Sejarah Lokal dalam Dokumentasi Sejarah
Sejarah lokal memiliki peran yang sangat penting dalam konteks pembelajaran sejarah nasional. Fadli menggarisbawahi bahwa setiap daerah di Indonesia memiliki cerita unik yang bisa diangkat dan dijadikan pelajaran.
Penulisan sejarah lokal dianggap dapat membuka pemahaman yang lebih luas tentang keanekaragaman budaya di seluruh nusantara. Ini juga termasuk cerita tentang tokoh-tokoh lokal yang pernah berkontribusi terhadap daerah masing-masing.
Melalui penulisan sejarah lokal, diharapkan akan timbul rasa memiliki dan kebanggaan dalam masyarakat terhadap warisan budayanya. Hal ini sejalan dengan upaya untuk mengenalkan generasi muda pada sejarah yang lebih relevan bagi mereka.
Fadli menegaskan bahwa penulisan sejarah bukan hanya tentang mencatat peristiwa, tetapi juga memberikan solusi dan memahami hubungan antara masa lalu dan masa depan. Penyampaian informasi yang baik akan menciptakan generasi yang lebih peka terhadap sejarah budaya.
Dengan cara ini, masyarakat dapat lebih menghargai dan melestarikan budaya lokal yang ada. Sejarah tidak seharusnya dilupakan, melainkan dipahami dan diapresiasi.
Peluang untuk Penulis Baru dalam Bidang Sejarah
Peluang bagi penulis baru untuk berkontribusi dalam penulisan sejarah sangat terbuka lebar melalui proyek ini. Fadli Zon mendorong mereka yang memiliki minat dan pengetahuan untuk turut serta mengangkat cerita sejarah yang ada di sekitar mereka.
Inisiatif ini juga menjadi sarana bagi penulis untuk belajar dan menyempurnakan kemampuannya. Dengan bimbingan dari para ahli dan diskusi yang konstruktif, diharapkan akan lahir banyak karya berkualitas dari penulis yang baru.
Keberagaman latar belakang penulis juga diharapkan dapat membawa pandangan yang segar dalam penulisan sejarah. Setiap orang membawa pengalaman dan perspektif unik yang dapat memperkaya konten yang dihasilkan.
Pemerintah, melalui proyek ini, tidak hanya memberikan sarana finansial, tetapi juga dukungan moral dan akademis. Ini merupakan langkah strategis untuk menciptakan ekosistem penulisan yang produktif.
Dengan demikian, diharapkan akan ada generasi baru penulis sejarah yang mampu menyampaikan kisah-kisah penting dengan cara yang menarik dan informatif. Buku-buku tersebut nantinya tidak hanya akan menjadi sumber informasi, tetapi juga inspirasi untuk berbuat lebih baik di masa depan.




