Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini menghadiri acara Forbes Global CEO Conference 2025 yang diadakan di Hotel St. Regis, Jakarta. Di sana, ia berdialog dengan CEO Forbes, Steve Forbes, mengenai perkembangan perusahaan-perusahaan negara dan strategi efisiensi BUMN.
Dalam dialog tersebut, Prabowo menekankan pentingnya merasionalisasi jumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Menurutnya, pengurangan jumlah perusahaan pelat merah dari sekitar seribu menjadi angka yang lebih wajar, seperti 200 hingga 240, perlu dilakukan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi.
Prabowo juga mengungkapkan keyakinannya bahwa dengan manajemen yang baik, tingkat pengembalian dari investasi BUMN dapat meningkat secara signifikan. Ia memerintahkan CEO Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, untuk mencari talenta terbaik untuk membantu mengelola BUMN dengan standar internasional.
Saat berbicara tentang peluang manajerial, Prabowo menjelaskan bahwa kini orang-orang non-Indonesia, termasuk ekspatriat, diizinkan memimpin BUMN. Hal ini diharapkan dapat membawa perspektif baru dan praktik terbaik ke dalam pengelolaan perusahaan-perusahaan tersebut.
Ia menekankan bahwa ada kebutuhan mendesak untuk menjembatani kesenjangan antara pelaku ekonomi dan pelaku politik di Indonesia.
Pemerintah telah mengambil langkah-langkah konkret dalam mengefisienkan manajemen BUMN. Langkah ini termasuk menghilangkan tantiem bagi pejabat dan memangkas jumlah komisaris menjadi lebih sedikit, yang diperkirakan dapat menghemat hingga US$ 500 juta tiap tahun.
Langkah efisiensi ini, sekitar Rp 8,28 triliun, telah dianggap sebagai langkah yang tepat untuk meningkatkan kesehatan keuangan perusahaan pelat merah. Roeslani menggarisbawahi bahwa sebelumnya, banyak komisaris yang berlebihan di berbagai BUMN, hingga bisa mencapai 14 orang per perusahaan.
Ia menjelaskan bahwa dengan jumlah komisaris yang berlebihan, tanggung jawab mereka dalam melakukan pengawasan sering kali tidak berjalan optimal pada perusahaan-perusahaan tersebut.
Strategi Efisiensi dalam Pengelolaan BUMN di Indonesia
Pemerintah Indonesia kini semakin fokus pada strategi efisiensi dalam pengelolaan BUMN. Melalui program rasionalisasi, diharapkan dapat menciptakan struktur yang lebih ramping dan efektivitas yang lebih baik. Dengan melakukan pemangkasan jumlah perusahaan dan komisaris, BUMN diharapkan dapat lebih kompetitif di pasar global.
Dari dialog tersebut, jelas terlihat bahwa Prabowo berkomitmen untuk membawa perubahan positif dalam pengelolaan perusahaan milik negara. Dengan bimbingan CEO Danantara, dia meyakini bahwa perubahan ini akan memberikan dampak yang signifikan bagi keuangan perusahaan.
Pemangkasan komisaris yang berlebihan dianggap sebagai perwujudan dari keadilan dan transparansi dalam pengelolaan BUMN. Melalui langkah ini, perusahaan diharapkan dapat lebih fokus pada tujuan utamanya tanpa dibebani oleh struktur manajemen yang terlalu rumit.
Lebih lanjut, Prabowo juga menekankan pentingnya untuk mempertahankan standar internasional dalam pengelolaan BUMN. Hal ini diharapkan dapat menciptakan iklim yang lebih kondusif untuk investasi, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Pentingnya Menghadirkan Talenta Terbaik dalam Manajemen BUMN
Salah satu poin penting dalam diskusi Prabowo dan Steve Forbes adalah pentingnya menghadirkan talenta manajerial terbaik untuk mengelola BUMN. Menurut Prabowo, pencarian talenta yang berkualitas sangat krusial untuk membawa perubahan yang dibutuhkan dalam perusahaan-perusahaan negara.
Prabowo menekankan perlunya menempatkan orang-orang yang berpengalaman dan memiliki visi global dalam posisi strategis. Ini akan meningkatkan daya saing dan inovasi dalam BUMN, mendekatkan mereka ke standar internasional.
Dengan pengelolaan yang tepat, Prabowo percaya bahwa BUMN bukan hanya akan berfungsi sebagai alat pembangunan ekonomi, tetapi juga sebagai motor penggerak inovasi di Indonesia. Karena itu, mencari dan mengembangkan sumber daya manusia menjadi prioritas utama.
Selain itu, penyertaan ekspatriat dalam kepemimpinan BUMN dapat membuka kesempatan jaringan internasional yang lebih luas. Hal ini utamanya dalam menghadapi tantangan global, mulai dari persaingan pasar hingga adaptasi teknologi baru.
Pemahaman Mendasar tentang Kinerja dan Tata Kelola BUMN
Keberhasilan program efisiensi dan rasionalisasi BUMN sangat bergantung pada pemahaman menyeluruh tentang kinerja dan tata kelola masing-masing perusahaan. Dalam konteks ini, pemantauan kinerja yang objektif dan transparan menjadi kunci utama.
Rosan Roeslani menambahkan bahwa dengan membuat setiap BUMN beroperasi dengan prinsip transparansi dan tanggung jawab, perusahaan akan lebih siap menghadapi tantangan mendatang. Ini termasuk mengurangi risiko korupsi dan meningkatkan akuntabilitas.
Dia juga menjelaskan bahwa segala keputusan yang diambil harus berdasar pada analisis yang mendalam dan strategi yang jelas, sehingga setiap langkah yang diambil akan mengarah pada peningkatan kinerja keuangan. Hal ini penting untuk mewujudkan BUMN yang sehat dan produktif sebagai pilar ekonomi bangsa.
Melalui pendekatan yang rasional dan terukur ini, diharapkan perusahaan-perusahaan negara dapat berkontribusi lebih besar terhadap pembangunan nasional, menciptakan lapangan kerja, dan mendukung kesejahteraan masyarakat.




