Direktur Utama PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, baru-baru ini mengumumkan hasil kinerja perusahaan untuk kuartal ketiga tahun 2025, yang menandai pencapaian signifikan dalam perjalanan demi profitabilitas. Keberhasilan ini dipicu oleh sinergi antara layanan GoPay dan Gojek, yang berkontribusi pada hasil keuangan yang positif dan berkelanjutan.
Dalam kinerjanya, GoTo mencatat laba sebelum pajak disesuaikan sebesar Rp62 miliar, yang merupakan peningkatan signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Data ini mencerminkan kemajuan yang jelas dalam strategi bisnis yang diterapkan oleh manajemen perusahaan.
Dengan total EBITDA Grup mencapai angka Rp516 miliar, perusahaan berupaya meningkatkan proyeksi kinerja untuk tahun tersebut. Secara keseluruhan, ini menunjukkan awal dari babak baru bagi GoTo yang tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang dalam iklim bisnis yang kompetitif.
Analisis Kinerja Keuangan GOTO Pada Kuartal Ketiga 2025
GoTo berhasil mencatatkan laba sebelum pajak yang positif untuk pertama kalinya dalam sejarah, suatu pencapaian yang menggembirakan bagi para pemangku kepentingan. Manajemen perusahaan mengatakan bahwa pencapaian ini bukan hanya menunjukkan kemandirian keuangan yang semakin baik, tetapi mencerminkan potensi pertumbuhan yang lebih besar.
EBITDA yang disesuaikan selama periode Juli hingga September 2025 mencapai rekor baru, yang menjadi indikator bahwa perusahaan semakin efisien dalam operasi. Pencapaian ini merupakan hasil dari strategi inovatif yang diterapkan di berbagai sektor bisnis, termasuk fintech dan layanan on-demand.
Hasil kinerja ini membuat GoTo merevisi proyeksi EBITDA untuk tahun 2025, dengan target baru yang ditetapkan dalam kisaran Rp1,8-1,9 triliun. Ini adalah langkah strategis untuk menciptakan kepercayaan investor dan meningkatkan daya saing di pasar.
Strategi dan Inovasi yang Diterapkan Oleh GOTO
Salah satu kunci kesuksesan GOTO terletak pada kemampuannya untuk beradaptasi dengan cepat terhadap dinamika pasar. Segmen fintech, yang dikenal melalui GoPay, menunjukkan pertumbuhan signifikan yang berkontribusi besar terhadap EBITDA. Dengan nilai transaksi yang semakin meningkat, GoPay berhasil meraih posisi strategis di pasar pembayaran digital.
Gojek, sebagai layanan on-demand, juga menunjukkan performa yang baik dengan margin laba yang membaik seiring dengan inovasi produk yang dilakukan. Inovasi dalam menawarkan layanan baru telah menjadi salah satu faktor kunci untuk menarik lebih banyak pengguna.
Dengan pendekatan yang terintegrasi, GOTO mampu menciptakan sinergi antara kedua unit bisnisnya. Hal ini memungkinkan mereka untuk menawarkan pengalaman yang lebih kaya kepada pengguna, sekaligus memaksimalkan potensi pendapatan dari setiap transaksi yang dilakukan.
Proyeksi Pertumbuhan dan Tantangan di Masa Depan
Proyeksi pertumbuhan GOTO di masa depan menunjukkan optimisme yang tinggi, terutama dengan kontribusi fintech yang diprediksi semakin meningkat. Segmen pinjaman konsumen, yang mengalami pertumbuhan 76% year on year, adalah salah satu area yang dipandang memiliki potensi lebih lanjut untuk berkembang.
Fadhlan Banny dari Samuel Sekuritas mencatat bahwa meski kontribusi fintech baru mencapai sepertiga dari total bisnis, ada kesempatan untuk menjadi lebih dominan. Ketika integrasi antara Gojek dan GoPay semakin kuat, potensi pertumbuhannya akan menjadi lebih solid dan menarik bagi investor.
Namun, GOTO juga dihadapkan pada tantangan, terutama dalam mempertahankan momentum pertumbuhan di pasar yang kian kompetitif. Strategi yang hati-hati diperlukan agar risiko terkait pinjaman serta peluang bisnis dapat dikelola dengan baik.




