Perusahaan restorasi ekosistem dan pengembangan ekonomi hijau berbasis masyarakat, Pagatan Usaha Makmur (PUM), semakin optimis dalam mengembangkan pasar karbon di Indonesia. Melihat potensi besar dari kekayaan alam serta ekosistem seperti hutan tropis, lahan gambut, dan hutan pesisir, mereka berkomitmen untuk berkontribusi pada pemulihan lingkungan.
CEO dan Co-Founder PUM, Rio Christiawan, menyatakan bahwa fokus utama perusahaan ini adalah reforestasi. Dengan dukungan terhadap perdagangan karbon melalui potensi karbon hayati, diharapkan dapat menurunkan emisi karbon dengan signifikan dan memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat di sekitar hutan.
PUM menerapkan PLUM Project dengan pendekatan Climate, Community, and Biodiversity (CCB). Pendekatan ini membantu dalam integrasi reforestasi lahan yang melibatkan masyarakat sekitar, sehingga proses penanaman kembali hutan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan efektif.
PUM juga berupaya memperkuat sinergi serta kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mempercepat pengembangan kredit karbon. Misalnya, melalui proyek konservasi dengan Borneo Nature Foundation (BNF), mereka fokus pada pelestarian Orangutan dan kerjasama dengan Dompet Duafa dalam penyediaan fasilitas kesehatan untuk masyarakat hutan.
Dengan berbagai langkah strategis tersebut, PUM berperan vital dalam mendukung pengembangan kredit karbon di Indonesia menuju target Net Zero Emission. Untuk mengetahui lebih lanjut, simak dialog Sarah Ariantie dengan Rio Christiawan dalam program Profit.
Peran Penting Perusahaan dalam Pengembangan Kredit Karbon di Indonesia
PUM menjadi salah satu pionir dalam mendukung kegiatan perdagangan karbon yang lebih terorganisir. Institut ini memperlihatkan komitmennya melalui proyek yang melibatkan masyarakat setempat, yang merupakan bagian penting dari keberhasilan reforestasi.
Inisiatif PUM dalam melakukan reforestasi bukan cuma sekadar penghijauan. Melalui pelibatan komunal, mereka turut memberikan peluang ekonomi baru bagi masyarakat yang terlibat, sehingga mengurangi ketergantungan mereka pada eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan.
Tindakan ini akan berkontribusi pada pencapaian target pengurangan emisi serta pengembangan ekonomi berkelanjutan. Dalam prosesnya, upaya PUM diharapkan bisa menjadi contoh baik bagi perusahaan lain di Indonesia.
Strategi Konservasi yang Diterapkan PUM untuk Mendukung Lingkungan
PUM mengadopsi pendekatan berbasis komunitas dalam semua projeknya. Dengan strategi ini, masyarakat sekitar dilibatkan secara aktif dalam setiap tahap proses reforestasi, sehingga menciptakan rasa kepemilikan dan tanggung jawab bersama.
Kolaborasi dengan lembaga konservasi seperti BNF adalah langkah positif. Melalui riset dan program pelatihan, masyarakat dilatih untuk memahami pentingnya pelestarian ekosistem, khususnya yang berkaitan dengan keberadaan Orangutan dan lain-lain.
Strategi ini memberikan dampak positif bukan hanya untuk lingkungan, tetapi juga untuk kesejahteraan sosial masyarakat. Mereka memiliki pengetahuan yang lebih baik mengenai aset bernilai seperti hutan, yang dapat dikelola secara berkelanjutan.
Kombinasi Teknologi dan Pendekatan Manusiawi dalam Proyek Reforestasi
PUM menggunakan teknologi modern untuk meningkatkan efektivitas reforestasi. Melalui pemantauan berbasis drone dan aplikasi digital, pemantauan terhadap pertumbuhan pohon dan kesehatan ekosistem bisa dilakukan secara real-time.
Inovasi ini membawa efisiensi dalam pengelolaan proyek, yang sangat penting untuk mencapai keberhasilan. Jejaring keahlian yang melibatkan siswa, akademisi, dan praktisi juga akan memperkaya pengalaman dalam proyek ini.
Melalui pendekatan ini, PUM tidak hanya memfasilitasi pertumbuhan pohon, tetapi juga membangun kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan di kalangan masyarakat. Proyek demikian menunjukkan bahwa kombinasi teknologi tinggi dan pendekatan komunitas dapat menghasilkan hasil yang maksimal.