Jakarta baru-baru ini mencatat perkembangan penting dalam dinamika investasi, terutama di kalangan perusahaan keluarga atau family office. Survei yang dilakukan oleh lembaga riset terkemuka menunjukkan bahwa banyak perusahaan ini kini lebih berhati-hati dalam pengambilan keputusan investasi mereka dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Dari hasil survei yang mengaitkan lebih dari seratus perusahaan pengelola kekayaan, terlihat bahwa sekitar lebih dari 50% responden memprioritaskan uang tunai dan aset likuid. Hal ini menjadi sebuah investasi yang dianggap lebih menguntungkan dalam jangka waktu dekat ini.
Belum lama ini, perubahan keadaan ini muncul seiring dengan pengumuman kebijakan tarif baru oleh Presiden Amerika Serikat, yang memicu ketidakpastian pasar. Selain itu, rasa was-was terhadap fluktuasi ekonomi global turut berkontribusi terhadap perubahan sikap investasi ini.
Perubahan Tren Investasi yang Signifikan
Dalam survei tersebut, tahun ini menunjukkan bahwa harapan imbal hasil dari portofolio inovatif telah berkurang secara drastis. Rata-rata imbal hasil yang diharapkan untuk tahun 2025 hanya sekitar 5%, menurun tajam jika dibandingkan dengan harapan imbal hasil sebesar 11% di tahun 2024.
Fokus investasi juga berubah drastis, dengan peningkatan likuiditas menjadi prioritas utama bagi hampir separuh dari family office. Tahun lalu, diversifikasi portofolio menjadi pilihan yang paling diminati, menunjukkan betapa dinamisnya perubahan pola pikir di kalangan investor.
Tahun ini, survei yang dilakukan antara April hingga Agustus menunjukkan bahwa ketegangan geopolitik serta turbulensi pasar akibat kebijakan tarif telah memengaruhi Pandora. Bill Ringham dari lembaga riset yang terlibat mengatakan bahwa faktor tersebut memegang peranan penting dalam pergeseran arah investasi ini.
Risiko Dolar dan Kinerja Investasi
Salah satu faktor penyebab pesimisme bagi banyak investor adalah depresiasi nilai dolar AS yang telah turun hampir 9% di tahun ini. Hal ini menjadi perhatian serius, karena sejumlah bank terkemuka sudah memperkirakan bahwa tren penurunan dolar akan berlanjut.
Dalam konteks ini, family office berhadapan dengan tantangan besar terutama di sektor ekuitas swasta dan modal ventura. Investigasi lebih lanjut menunjukkan bahwa sekitar seperempat dari responden merasa imbal hasil dari dana ekuitas swasta tidak memenuhi harapan.
Lebih prihatin lagi, 33% dari mereka mengungkapkan kekecewaan terhadap kinerja investasi dalam modal ventura, menggambarkan bagaimana banyak investasi kini dirasa tidak memberikan hasil yang diharapkan.
Pergeseran Strategi dan Munculnya Kesempatan Baru
Meskipun banyak tantangan yang dihadapi, ada sisi positif yang mulai terlihat. Banyak family office yang mulai meningkatkan alokasi dana ke kas, bukan hanya sebagai langkah mitigasi risiko, tetapi juga sebagai strategi untuk memanfaatkan peluang investasi yang muncul di masa depan.
Ringham menambahkan bahwa investasi ini mencerminkan visi jangka panjang dari setiap keluarga. Dengan pendekatan ini, mereka berpotensi menciptakan modal yang dapat dimanfaatkan saat peluang investasi muncul.
Optimisme yang hati-hati ini juga terlihat dalam rencana mereka untuk mengalokasikan aset. Hanya sekitar 3% family office yang berencana meningkatkan alokasi dana ke kas dan likuid, sementara kelompok yang ingin menambah investasi di ekuitas swasta tercatat lebih banyak.
Kesimpulan Mengenai Sentimen Di Kalangan Family Office
Konteks makroekonomi global yang berubah sangat cepat membuat banyak family office beradaptasi dengan kebijakan investasi yang lebih defensif. Dalam suasana pasar yang penuh ketidakpastian ini, meningkatnya keinginan untuk menjaga likuiditas menjadi sangat wajar.
Melihat bahwa dana ekuitas swasta justru dianggap sebagai mekanisme penting untuk pembangunan kekayaan jangka panjang, langkah ini pun tampaknya akan terus berlanjut. Family office kini lebih sadar bahwa kebutuhan untuk terus beradaptasi dengan kondisi pasar adalah penting.
Dengan semua perubahan ini, sudah jelas bahwa investor kini menjadi lebih berhati-hati namun tetap optimis. Mereka berusaha mengelola kekayaan mereka dengan bijak, mempersiapkan diri untuk kesempatan-kesempatan yang mungkin mendorong mereka ke hasil yang lebih baik di masa depan.




