Dalam beberapa tahun terakhir, peran wirausaha perempuan di Indonesia semakin mendapat perhatian, namun perjalanan mereka di bidang ini tetap mengandung berbagai tantangan. Meskipun perkembangan positif telah terlihat, banyak di antara mereka yang masih berjuang untuk mendapatkan akses ke sumber daya yang dibutuhkan untuk sukses.
Kesulitan ini mencakup berbagai aspek, mulai dari pembiayaan hingga pengelolaan bisnis. Selain itu, ketidakpastian di pasar dan perubahan tren konsumen semakin memperumit situasi bagi wirausaha perempuan.
Menurut Riza Adha, Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian UMKM, salah satu hambatan terbesar adalah kesulitan dalam mendapatkan akses pembiayaan. Hal ini diperparah dengan kenyataan bahwa banyak perempuan, baik yang berada di negara berkembang maupun maju, masih belum memiliki akun bank.
Data menunjukkan bahwa mayoritas perempuan di Indonesia masih sulit untuk memperoleh sumber pembiayaan yang mencukupi. Bahkan, sebagian besar dari mereka belum memiliki akses ke rekening bank, yang menjadi kunci dalam mengelola keuangan bisnis secara efektif.
Selain kendala finansial, ada tantangan lain yang tidak kalah signifikan, yaitu manajemen keuangan dan bisnis yang baik. Di lapangan, data menyebutkan bahwa hanya sekitar 7,74 persen UMKM yang melakukan pembukuan dengan baik, mengakibatkan kesulitan dalam perencanaan dan pengembangan usaha.
Pentingnya Pengelolaan Keuangan yang Tepat untuk UMKM Perempuan
Untuk menjadi wirausahawan yang sukses, pengelolaan keuangan yang tepat adalah sebuah keharusan. Tanpa pembukuan yang baik, pemilik usaha tidak dapat mengukur kinerja bisnis mereka secara akurat. Hal ini berpotensi menghambat akses mereka terhadap pembiayaan lebih lanjut.
Manajemen keuangan yang buruk juga berisiko menurunkan kepercayaan calon investor atau pemberi pinjaman. Oleh karena itu, pelatihan dalam hal keuangan dan akuntansi sangat mendesak untuk diperkenalkan kepada para wirausaha perempuan.
Di era digital saat ini, keterampilan dalam teknologi informasi juga sangat penting. Banyak UMKM yang mulai berjualan melalui platform digital, namun hanya sekitar 30 persen yang benar-benar memanfaatkan media ini dengan efektif. Oleh karena itu, diperlukan inisiatif untuk memberikan pengetahuan tentang cara berjualan secara online.
Tantangan Digitalisasi dalam Bisnis Perempuan
Digitalisasi menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh wirausaha perempuan. Meskipun ada peningkatan dalam penggunaan platform digital, masih banyak yang merasa kesulitan dalam beradaptasi. Data pada tahun-tahun sebelumnya menunjukkan bahwa penggunaan WhatsApp sebagai sarana jual beli meningkat, namun ini baru permulaan.
Permasalahan lain adalah kurangnya pelatihan dan pendampingan untuk memahami strategi pemasaran digital yang tepat. Oleh karena itu, banyak UMKM yang berjuang keras untuk bersaing di pasar yang semakin padat.
Selain itu, kebutuhan akan pendampingan berkelanjutan dalam teknik dan trik digital juga sangat tinggi. Dengan persaingan yang semakin ketat dan inovasi yang cepat, penting bagi para wirausaha untuk terus belajar dan beradaptasi.
Inisiatif Pemerintah untuk Mendukung Wirausaha Perempuan
Pemerintah Indonesia telah mengakui perlunya dukungan bagi wirausaha perempuan dan telah mencanangkan berbagai program. Salah satu inisiatif yang dapat disebutkan adalah program “Kita Berdaya”. Program tersebut diharapkan dapat membantu mengatasi hambatan yang dihadapi oleh perempuan dalam menjalankan usaha.
Dalam program ini, lima hal penting ditekankan, antara lain formalisasi usaha, akses pembiayaan, penguatan kemitraan, digitalisasi UMKM, dan pelatihan. Mengusung kelima aspek ini bertujuan untuk menciptakan ekosistem yang lebih mendukung bagi wirausaha perempuan.
Dengan dukungan kebijakan yang tepat, diharapkan nantinya akan ada peningkatan jumlah wirausaha perempuan yang berdaya dan mandiri. Melalui berbagai program, perempuan diharapkan semakin mampu menghadapi tantangan dan meraih kesuksesan dalam dunia usaha.




