Menteri Perindustrian akan mengusulkan insentif baru untuk sektor otomotif tahun depan, termasuk untuk mobil listrik. Usulan ini akan disampaikan kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, dengan harapan dapat membantu industri otomotif pulih pascapandemi.
Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perindustrian, menjelaskan bahwa pengalaman dari pandemi Covid-19 menunjukkan perlunya kebijakan cepat untuk mempercepat pemulihan. Namun, hingga saat ini, rincian mengenai insentif yang akan diberikan masih dalam proses penyusunan.
“Kemenperin sedang merumuskan kebijakan insentif stimulus untuk sektor otomotif,” kata Agus dalam diskusi dengan media. Ia yakin langkah ini sangat penting untuk menguatkan kembali industri yang vital bagi perekonomian nasional.
Pentingnya Dukungan Pemerintah Terhadap Sektor Otomotif
Agus menekankan bahwa industri otomotif memiliki peranan signifikan dalam perekonomian Indonesia. Sektor ini tidak hanya menyediakan lapangan kerja, tetapi juga dapat berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi.
Kondisi industri otomotif di Indonesia saat ini masih lesu, dan kinerja penjualannya belum sepenuhnya pulih sejak pandemi. Angka penjualan yang terus menurun menunjukkan perlunya insentif agar industri dapat bangkit kembali.
Data Penjualan Otomotif yang Menunjukkan Tren Penurunan
Menurut data yang dirilis oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil di periode Januari hingga September 2025 hanya mencapai 561.825 unit. Angka ini mengalami penurunan 11,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Penurunan ini menjadi alarm bagi pemangku kebijakan untuk segera mengambil langkah strategis dalam memberikan insentif. Agus berharap dengan adanya kebijakan fiskal yang mendukung, sektor otomotif bisa bangkit lagi.
“Sektor otomotif terlalu penting untuk dibiarkan begitu saja,” tegas Agus. Ia percaya bahwa stimulus yang disiapkan akan memberi dampak positif bagi pemulihan industri ini.
Rencana Insentif untuk Mobil dan Motor Listrik
Dalam upaya mendorong sektor otomotif, Agus juga berencana untuk mengusulkan insentif bagi motor listrik di tahun depan. Ini merupakan bagian dari strategi untuk mengalihkan fokus masyarakat ke kendaraan ramah lingkungan.
Meski demikian, Agus mengakui bahwa implementasi kebijakan ini tidak sepenuhnya berada dalam kekuasaan Kemenperin. Penunggu keputusan dari pihak lain sangat mempengaruhi kemungkinan realisasi insentif tersebut.
Implikasi Insentif Terhadap Perekonomian dan Ketenagakerjaan
Implementasi insentif di sektor otomotif diharapkan dapat menciptakan banyak lapangan pekerjaan baru. Dengan demikian, industri ini tidak hanya berfokus pada keuntungan ekonomi, tetapi juga bertanggung jawab sosial.
Agus berpendapat bahwa sektor otomotif yang stabil akan berkontribusi terhadap pengurangan angka pengangguran. Oleh karena itu, perhatian lebih dari pemerintah sangat penting untuk mencapai tujuan ini.
“Kami harus maksimalkan potensi sektor otomotif untuk meningkatkan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi,” ungkap Agus. Ia berharap semua pihak bisa bersinergi dalam mendukung kebangkitan industri ini.




