Menteri Perdagangan baru-baru ini mengungkapkan optimisme mengenai potensi ekspor Indonesia ke negara-negara Uni Ekonomi Eurasia (EAEU). Diharapkan, setelah finalisasi perjanjian dagang dengan Rusia dan negara anggota lainnya, angka ekspor dapat meningkat hingga dua kali lipat dari saat ini.
Budi Santoso menjelaskan bahwa proses pembahasan teknis perjanjian dagang telah memasuki tahap akhir. Ia optimistis, dalam waktu dekat, penandatanganan perjanjian dapat dilakukan, sehingga membuka peluang baru bagi perdagangan Indonesia dengan kawasan tersebut.
Menurut Budi, saat ini nilai perdagangan Indonesia dengan Eurasia masih jauh dari potensi yang ada. Meskipun total ekspor baru mencapai sekitar US$4,1 miliar, ia percaya bahwa banyak komoditas Indonesia memiliki peluang tumbuh di pasar Eurasia yang cukup besar.
Peluang dan Tantangan Ekspor Indonesia ke EAEU
Ekspor ke EAEU dianggap memiliki potensi besar meskipun saat ini tarif yang diberlakukan belum mencapai 0 persen. Meskipun demikian, penurunan tarif secara bertahap diyakini akan menguntungkan Indonesia karena pasar di kawasan tersebut cukup besar dan menjanjikan.
Indonesia selama ini mengimpor beberapa barang modal dari negara-negara EAEU, termasuk gandum dan pupuk. Komoditas yang berpotensi untuk diekspor, seperti minyak kelapa sawit mentah dan tekstil, dinilai memiliki pasar yang luas dan dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional.
Budi menekankan pentingnya untuk memaksimalkan kesempatan yang ada melalui kerjasama perdagangan ini. Pasar Eurasia, yang didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang stabil, menawarkan peluang baik bagi pengembangan sektor-sektor strategis Indonesia.
Prospek dan Rencana Penandatanganan Perjanjian
Pemerintah Indonesia tengah mempersiapkan rencana penandatanganan Kesepakatan Perdagangan Bebas Indonesia-Uni Ekonomi Eurasia (I-EAEU FTA). Penandatanganan ini direncanakan berlangsung pada tahun 2025 mendatang, yang diharapkan dapat membuka akses lebih luas bagi produk-produk Indonesia ke pasar EAEU.
Proses internal yang sedang dijalani oleh seluruh negara anggota EAEU diharapkan dapat rampung sebelum waktu penandatanganan. Budi juga menegaskan kalau komitmen untuk menyelesaikan semua prosedur dengan cepat saat ini menjadi perhatian utama pemerintah.
Menciptakan koneksi yang solid antara Indonesia dan EAEU diharapkan akan membawa manfaat bagi kedua belah pihak, dan Budi merasa optimis bisa menjaga hubungan baik ini ke depannya.
Strategi untuk Meningkatkan Nilai Perdagangan
Menteri Perdagangan menekankan perlunya strategi yang matang dalam meningkatkan nilai perdagangan dengan negara-negara EAEU. Ini mencakup pemetaan produk yang berpotensi besar dan sekaligus meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar internasional.
Pengembangan sumber daya manusia serta dukungan teknologi dan inovasi dianggap penting dalam menghadapi tantangan global. Pendidikan dan pelatihan bagi pelaku usaha, khususnya di sektor ekspor, menjadi prioritas untuk mencapai target yang lebih tinggi.
Sementara itu, berbagai program dukungan dari pemerintah seperti insentif pajak dan fasilitasi akses pasar akan dioptimalkan. Budi menegaskan bahwa kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta sangat diperlukan untuk merealisasikan potensi perdagangan yang ada.




