Kementerian Pertanian memberikan bantuan kemanusiaan yang nilai totalnya mencapai lebih dari Rp1,2 triliun untuk para korban bencana alam seperti banjir dan longsor yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Langkah ini diambil sebagai bentuk solidaritas dan tanggung jawab pemerintah terhadap masyarakat yang terdampak bencana, dan diharapkan dapat membantu meringankan beban mereka.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menyatakan bahwa seluruh bantuan yang dikirimkan adalah dalam bentuk barang yang bersumber dari pemerintah, pegawai Kementan, dan juga mitra usaha. Dengan adanya pengawalan yang ketat, bantuan akan sampai di tujuan dengan aman dan tepat waktu.
Dalam konferensi pers yang diadakan di Kantor Kementan, Jakarta Selatan, Amran menjelaskan detail pengiriman bantuan yang terdiri dari 153 truk yang berangkat ke lokasi-lokasi terdampak. Ia memastikan bahwa proses pengantaran akan diawasi secara langsung hingga bantuan tiba di pelabuhan dan disalurkan kepada para penerima.
Pengawalan dan Penanggung Jawab Lokasi Bencana
Amran menekankan pentingnya pengawalan yang ketat dalam proses distribusi bantuan. Pejabat eselon I di Kementan ditunjuk sebagai penanggung jawab di masing-masing lokasi bencana, seperti Irham Waroihan di Aceh, Ali Jamil di Sumatra Utara, dan Idha Widi Arsanti di Sumatra Barat. Hal ini dilakukan untuk memastikan setiap tahap distribusi berjalan sesuai rencana dan tepat sasaran.
“Kami akan mengawasi pengiriman bantuan dari awal hingga bantuan diterima oleh pihak yang berwenang di daerah,” ujar Amran. Dengan adanya sistem pengawasan, diharapkan tidak ada kendala dalam penyaluran bantuan yang vital bagi masyarakat yang membutuhkan.
Bantuan yang dikirimkan tidak hanya berupa makanan, tetapi juga kebutuhan dasar lainnya. Kementerian berkolaborasi dengan berbagai lembaga, termasuk TNI/Polri dan BNPB, untuk memastikan keseluruhan proses distribusi berjalan dengan baik dan lancar.
Jenis dan Nilai Bantuan yang Dikirimkan
Bantuan yang diantarkan terdiri dari dua kategori utama. Pertama, bantuan pemerintah melalui Badan Pangan Nasional yang dialokasikan untuk tiga provinsi ini, dengan nilai total mencapai sekitar Rp1,249 triliun. Ini mencakup Rp918 miliar untuk bantuan reguler dan Rp330 miliar untuk bantuan non-reguler.
Yang kedua adalah dukungan dari pegawai Kementan serta perusahaan mitra yang tergabung dalam program Kementan Peduli. Dalam dua kali pengiriman bantuan, nilai totalnya mencapai sekitar Rp44 miliar, yang dikirimkan dalam bentuk barang. Bantuan ini merupakan kontribusi langsung dari individu dan organisasi untuk membantu masyarakat yang terkena bencana.
“Kami ingin memastikan bahwa semua yang kami kirimkan adalah sesuai kebutuhan dan tidak tercampur,” ungkap Amran, menekankan pentingnya pengelolaan yang baik terhadap bantuan yang disalurkan.
Proses Pengiriman dan Distribusi Bantuan
Setiap bantuan yang dikirim akan melalui Pelabuhan Tanjung Priok sebelum diteruskan ke posko BNPB dan titik-titik terdampak. Ini meliputi berbagai bantuan seperti pangan siap saji dan kebutuhan sandang. Amran menunjukkan komitmennya untuk mengawal setiap langkah distribusi agar bantuan sampai di tangan yang membutuhkan.
“Kami akan memastikan tidak ada celah dalam distribusi. Semua bantuan yang dilepaskan di Kementan akan terus diawasi hingga tiba di tujuan akhir,” tambahnya. Proses ini dirancang untuk mengurangi risiko kesalahan dan meningkatkan efisiensi pengiriman bantuan.
Amran juga berjanji bahwa pemerintah akan terus memperhatikan kebutuhan masyarakat selama masa penanganan bencana. Kerja sama antara Kementan, Bapanas, TNI/Polri, BNPB, dan berbagai mitra akan dimaksimalkan untuk memberikan dukungan yang maksimal bagi masyarakat terdampak.




