Di Sulawesi Selatan, jumlah Koperasi Desa Merah Putih yang aktif beroperasi terasa sangat minim, bahkan cenderung memprihatinkan. Dari 3.059 koperasi yang terdaftar, hanya 38 yang benar-benar berfungsi, mencerminkan tantangan yang dihadapi dalam sektor ini.
Anggota Komisi VI DPR RI, Muh Husein Fadlulloh, menekankan perlunya mengoptimalkan pengawasan serta pendampingan untuk meningkatkan kinerja koperasi. Program-program yang baru diluncurkan tidak bisa langsung mencapai kesuksesan tanpa ada upaya supervisi yang terencana.
Pada pertemuan yang berlangsung di Makassar, Husein menegaskan, keberhasilan program koperasi sangat bergantung pada proses yang konsisten dan bertahap. Koperasi tidak bisa berharap mencapai tujuan dengan cepat seperti menikmati makanan pedas, tetapi harus dilalui dengan berbagai tahapan yang jelas.
Menghadapi Tantangan dalam Koperasi Desa di Sulawesi Selatan
Keberadaan koperasi di desa-desa sejatinya memiliki potensi besar dalam pemberdayaan ekonomi lokal. Namun, rendahnya tingkat aktivitas koperasi menjadi permasalahan yang urgensi perlu diatasi. Husein menyatakan bahwa pengawasan dari pemerintah daerah sangat diperlukan untuk memastikan koperasi dapat berfungsi dengan baik.
Pemerintah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten, diharapkan dapat aktif memberikan pendampingan. Dengan keterlibatan aktif pemerintah, diharapkan program-program dari Kementerian Koperasi dan UKM dapat tertangani dengan lebih baik.
Hal ini sangat krusial, mengingat adanya harapan besar untuk membuat sektor koperasi lebih berdaya saing dan mandiri. Kesuksesan maksimal hanya akan tercapai dengan kerja sama yang sinergis antara pemerintah dan pengelola koperasi di daerah.
Peran Modal dalam Pengoperasian Koperasi
Salah satu penghalang utama yang dihadapi oleh Koperasi Desa Merah Putih adalah masalah permodalan. Sekretaris Provinsi Sulawesi Selatan, Jufri Rahman, mengungkapkan kekhawatiran tentang akses pembiayaan yang sulit dijangkau oleh koperasi-koperasi kecil.
Menurut Jufri, sebelum koperasi dapat mengakses berbagai sumber pembiayaan, mereka harus terdaftar di SIM Kopdes. Pendaftaran ini penting untuk mendapatkan akun resmi yang akan memudahkan koperasi dalam bertransaksi dan mencari dana.
Minimnya pemahaman mengenai sistem keuangan juga menjadi masalah tersendiri. Diperlukan pelatihan dan edukasi tentang manajemen keuangan kepada pengurus koperasi agar mereka mampu mengelola dana dengan efisien dan efektif.
Strategi untuk Memperkuat Jaringan Koperasi di Sulsel
Untuk meningkatkan angka koperasi yang aktif, perlu adanya strategi yang komprehensif. Salah satunya adalah dengan meningkatkan kapasitas dan kualitas sumber daya manusia dalam pengelola koperasi. Edukasi yang tepat ditargetkan untuk pengurus agar mereka dapat menjalankan tugas mereka dengan baik.
Pemerintah juga diharapkan dapat memberi insentif bagi koperasi-koperasi berprestasi. Dengan memberikan penghargaan, diharapkan akan ada motivasi lebih bagi koperasi lainnya untuk berinovasi dan berusaha mencapai keberhasilan yang sama.
Kerjasama antara koperasi juga bisa dijalankan untuk memperkuat jaringan. Misalnya, koperasi satu dengan lainnya bisa berbagi sumber daya atau saling membantu dalam aspek pemasaran, yang pada gilirannya bisa meningkatkan daya saing mereka.