Amazon baru-baru ini mengumumkan rencana pemutusan hubungan kerja yang melibatkan 14 ribu karyawan di bagian korporat. Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi birokrasi, sebuah keputusan yang disampaikan oleh eksekutif senior, Beth Galetti.
Pengumuman ini muncul setelah pernyataan sebelumnya oleh CEO Andy Jassy, yang menunjukkan komitmen perusahaan terhadap teknologi AI. Transformasi ini diharapkan dapat membantu Amazon tetap kompetitif dan relevan di pasar yang terus berubah.
Meskipun Amazon telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, keputusan ini tetap menciptakan gelombang ketidakpastian di kalangan karyawan. Dengan banyaknya pekerja yang diberi waktu 90 hari untuk mencari posisi baru, perusahaan berupaya membangun kembali tim yang lebih efisien dan adaptif.
Pemangkasan Karyawan dan Dampaknya terhadap Perusahaan
Di tengah perubahan yang terjadi, keputusan pemangkasan karyawan ini menjadi sorotan besar. Beth Galetti menekankan bahwa langkah ini bukan hanya tentang pengurangan tenaga kerja, tetapi juga tentang pengalihan sumber daya ke arah investasi yang lebih penting.
Pengurangan ini diprediksi akan memicu dialog mengenai efektivitas manajemen sumber daya manusia dalam organisasi besar. Sementara banyak pekerja merasa khawatir, beberapa melihat ini sebagai kesempatan untuk beradaptasi dengan perubahan industri.
Amazon berencana untuk terus merekrut di sektor-sektor yang dianggap penting di tahun 2026. Namun, wujud dari pengalihan fokus ini menjadi pertanyaan besar, terutama bagi karyawan yang terdampak pengurangan.
Peran AI dalam Strategi Bisnis Amazon
Andy Jassy sebelumnya telah mengisyaratkan bahwa investasi besar dalam AI akan memberi perusahaan keunggulan dalam efisiensi kerja. Pendekatan ini menggugah rasa ingin tahuan tentang bagaimana teknologi akan membentuk masa depan tenaga kerja di Amazon.
AI generatif, yang diharapkan dapat menggantikan beberapa posisi, ternyata menjadi bagian dari strategi yang lebih luas. Namun, fokus utama tetap pada penciptaan nilai dan inovasi produk serta layanan yang ditawarkan perusahaan.
Juru bicara Amazon, Kelly Nantel, menegaskan bahwa meskipun AI berperan penting, alasan di balik PHK ini jauh lebih kompleks dan melibatkan berbagai faktor. Dengan demikian, narasi tentang transformasi digital harus dilihat dalam konteks yang lebih luas.
Riwayat Pemutusan Hubungan Kerja di Amazon
Putaran pemutusan hubungan kerja terbaru bukanlah yang pertama bagi Amazon. Pada tahun 2022 hingga awal 2023, perusahaan ini juga mengalami pemangkasan besar dengan memecat sekitar 27 ribu pekerja.
Keputusan tersebut kala itu diambil untuk merespons situasi ekonomi yang bergejolak dan mempertimbangkan efisiensi operasional. Penggunaan otomatisasi dan robotika menjadi bagian dari strategi perusahaan untuk mengurangi biaya tenaga kerja.
Dengan setiap perubahan, tantangan baru akan muncul, dan Amazon harus terus menavigasi dinamika pasar yang kompetitif. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya adaptasi dalam menghadapi berbagai aspek bisnis yang terus berubah.




