Insiden ledakan yang terjadi di SMAN 72 Jakarta pada 7 November 2025 menggugah perhatian mendalam dari banyak pihak, terutama Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Korea Selatan. Menariknya, dalam konteks ini, Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) RI, Prasetyo Hadi, menyebutkan adanya keterkaitan antara tragedi tersebut dengan game populer PUBG: Battlegrounds.
Berita mengenai insiden ini cepat menyebar, mengundang berbagai komentar dan reaksi dari beragam kalangan. Sementara itu, pemerintah Korea Selatan memastikan bahwa mereka akan menyelidiki lebih dalam terkait pernyataan yang mengaitkan ledakan ini dengan game mereka.
Secara garis besar, PUBG adalah permainan battle royale yang diciptakan oleh Krafton, sebuah perusahaan game besar asal Korea Selatan. Dalam permainan ini, pemain bertarung satu sama lain dalam sebuah arena hingga tersisa hanya satu pemenang, menciptakan atmosfer kompetitif yang sangat tinggi.
Reaksi Pemerintah Korea Selatan terhadap Insiden di Jakarta
Pemerintah Korea Selatan memberikan respons resmi yang menegaskan bahwa tidak ada bukti yang cukup mengaitkan game PUBG dengan insiden ledakan di Jakarta. Dalam pernyataan tersebut, pejabat MCST menyampaikan bahwa mengaitkan tragedi ini dengan permainan tidaklah adil dan tidak berdasar.
“Kami mempertimbangkan untuk menyampaikan posisi kami kepada pemerintah Indonesia,” tambah pejabat tersebut, menunjukkan keseriusan mereka dalam menangani isu ini. Langkah tersebut diambil mengingat betapa cepatnya opini masyarakat dapat terbentuk dari pernyataan yang tidak terverifikasi.
Di sisi lain, insiden yang melukai hampir 100 orang tersebut menjadi sorotan media, menciptakan ketegangan antara dua negara. Sekretaris Negara RI berpendapat bahwa game seperti PUBG dapat memicu perilaku kekerasan, yang tentunya menarik perhatian banyak pihak.
Pernyataan Menteri Sekretaris Negara dan Implikasinya
Dalam rapat kabinet yang digelar pasca insiden, Prasetyo Hadi menyatakan bahwa game online seperti PUBG dapat membuat kekerasan terasa normal. Pernyataan ini sangat kontroversial dan membuat gelombang reaksi dari berbagai kalangan, termasuk para pengamat dan penggiat industri game.
Banyak yang berpendapat bahwa menyalahkan game adalah pendekatan yang salah dalam memahami perilaku kekerasan di kalangan remaja. Alih-alih mengedukasi masyarakat tentang bahaya dan cara yang benar dalam berinteraksi dengan media, fokus justru dialihkan kepada permainan.
Sementara itu, pemerintah Korea Selatan terus berupaya menegaskan bahwa industri game mereka tidak bisa disamakan dengan produk berbahaya lainnya. Mereka menolak ketentuan yang berpotensi membatasi kreativitas dan inovasi dalam industri yang sedang berkembang pesat ini.
Upaya Perdamaian dan Mendamaikan Perspektif yang Berbeda
Dalam konteks interaksi bilateral ini, penting untuk mencari titik temu yang saling menguntungkan. Pemerintah kedua belah pihak perlu melakukan dialog konstruktif untuk mencegah stigma negatif terhadap game dan memahami lebih dalam tentang perilaku di kalangan generasi muda.
Selain itu, kedua negara dapat menjajaki kerjasama yang lebih baik untuk memastikan bahwa game yang ada tetap bersifat edukatif dan positif. Komitmen semacam ini akan membantu meredakan ketegangan dan memperkuat hubungan bilateral yang lebih baik.
Data terbaru menunjukkan bahwa industri game tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga menawarkan platform bagi generasi muda untuk mengekspresikan diri. Oleh karena itu, mendukung pengembangan industri dan pelatihan bagi pengembang lokal bisa menjadi solusi yang bijak.




