Pemegang saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk baru saja melakukan perubahan besar dengan mengangkat Glenny H Kairupan sebagai Direktur Utama yang baru, menggantikan Wamildan Tsani. Penunjukan ini terjadi dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang berlangsung pada Rabu (15/0).
Glenny, seorang purnawirawan TNI, sebelumnya menjabat sebagai komisaris utama di maskapai pelat merah tersebut. Keputusan ini menandai langkah penting dalam restrukturisasi manajemen Garuda Indonesia.
Selain sebagai seorang militer, Glenny juga dikenal memiliki kedekatan dengan Presiden Prabowo Subianto dan pernah aktif sebagai anggota Dewan Pembina Partai Gerindra. Keterlibatannya dalam politik dan militer diharapkan membawa dampak positif bagi perusahaan yang sedang berjuang untuk meningkatkan kinerjanya.
Proses Pemilihan dan Keputusan Strategis
Proses pemilihan Glenny H Kairupan sebagai Direktur Utama bukanlah keputusan yang diambil secara sembarangan. Dalam RUPSLB, para pemegang saham mendiskusikan prospek dan tantangan yang dihadapi Garuda Indonesia, untuk memastikan pemimpin yang tepat di posisi kunci. Keputusan ini dianggap strategis untuk mengembalikan kepercayaan pasar terhadap maskapai.
Selain Glenny, Fadjar Prasetyo juga diangkat sebagai Komisaris Utama dalam sidang yang sama. Dengan adanya sosok Fadjar di jajaran komisaris, diharapkan akan ada sinergi yang kuat antara manajemen dan dewan komisaris dalam menjalankan program pemulihan bisnis Garuda.
Rapat tidak hanya mencakup pemilihan pimpinan baru, tetapi juga mengedepankan rencana bisnis yang lebih berkelanjutan. Dengan pengalaman Glenny dalam dunia militer dan pemerintahan, banyak yang berharap dia dapat membawa Garuda untuk kembali ke jalur yang tepat.
Susunan Manajemen Baru yang Berpengalaman
Pascapenunjukan Glenny, susunan dewan direksi Garuda Indonesia mengalami pembaruan. Direksi yang baru dinilai memiliki kapasitas dan keahlian yang mumpuni di bidang masing-masing. Thomas Sugiarto Oentoro diangkat sebagai Wakil Direktur Utama, sementara Balagopal Kunduvara menjadi Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko.
Selain itu, Reza Aulia Hakim menduduki posisi sebagai Direktur Niaga, dan Mukhtaris sebagai Direktur Teknik. Eksitarino Irianto akan mengisi posisi Direktur Human Capital dan Corporate Service, serta Neil Raymond Nills sebagai Direktur Transformasi. Setiap posisi diharapkan dapat menjalankan tugasnya dengan efisien dan efektif.
Dengan pengalaman yang dimiliki semua anggota baru dewan direksi, Garuda Indonesia diharapkan dapat segera beradaptasi dengan perubahan pasar yang cepat dan tuntutan industri penerbangan yang semakin ketat. Manajemen baru perlu menghadapi berbagai tantangan yang ada, terutama dalam hal kompetisi yang meningkat.
Tantangan yang Dihadapi Garuda Indonesia Saat Ini
Meski sudah ada wajah baru di pucuk pimpinan, Garuda Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan besar. Krisis finansial yang berkepanjangan menjadi salah satu masalah mendasar yang harus diatasi. Perusahaan perlu strategi jitu untuk memperbaiki posisi keuangannya yang telah terpukul akibat pandemi.
Selain itu, Garuda juga perlu mendapatkan kembali kepercayaan pelanggan yang telah berkurang akibat pelayanan yang kurang memadai. Memperbaiki citra di mata publik menjadikan hal ini sangat penting bagi kelangsungan bisnis di masa mendatang.
Selanjutnya, pemulihan operasional dan perpanjangan authority maskapai juga menjadi fokus utama. Dengan support dari manajemen baru, diharapkan langkah-langkah positif dapat segera diambil untuk meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan.




