Bandara I Gusti Ngurah Rai di Bali mengalami pemadaman listrik yang berlangsung sekitar satu jam pada Jumat (10/10) pukul 18.13 WITA. General Manager bandara, Ahmad Syaugi Shahab, menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh pengguna jasa atas ketidaknyamanan yang dialami akibat gangguan ini.
Setelah kejadian, tim teknis segera melakukan penelusuran untuk mengidentifikasi penyebab pemadaman tersebut dan berhasil mengembalikan aliran listrik seperti semula pada pukul 19.18 WITA. Saat ini, pihak bandara masih melakukan pemeriksaan lebih lanjut terkait masalah ini.
“Penyebab dari padamnya listrik ini masih dalam proses pemeriksaan lebih lanjut,” ungkap Syaugi dalam keterangan tertulisnya. Ia juga menjelaskan beberapa penyesuaian yang dilakukan oleh pihak bandara untuk mengurangi dampak dari insiden tersebut.
Dalam situasi darurat ini, bandara menerapkan sistem check-in manual agar proses keberangkatan tetap berjalan meskipun tanpa penerangan yang memadai. Petugas pun disiagakan di area ruang tunggu untuk membantu penumpang meraih boarding gate dengan lebih mudah.
Selain itu, aktivitas penerbangan, baik yang berangkat maupun yang tiba, juga terpengaruh oleh pemadaman listrik ini. Pihak manajemen berupaya semaksimal mungkin untuk mengatur alur penumpang agar dapat terlayani dengan optimal di tengah situasi yang tidak biasa ini.
Kronologi Pemadaman Listrik di Bandara I Gusti Ngurah Rai
Peristiwa pemadaman listrik ini dimulai sekitar pukul 18.13 WITA dan berlangsung cukup panjang. Sejumlah titik di bandara terasa dampaknya, terutama di area-area strategis yang biasanya ramai dikunjungi penumpang.
Tim teknis bandara segera merespons dengan melakukan proses identifikasi masalah. Hasilnya, mereka berhasil memulihkan aliran listrik sekitar satu jam kemudian, pada pukul 19.18 WITA, meski begitu, situasi tetap dikendalikan dengan baik.
Dari keterangan yang ada, pihak bandara memastikan bahwa layanan tetap berjalan, meskipun harus dilakukan dengan cara manual. Hal ini menunjukkan kesiapsiagaan dan respons cepat dari manajemen saat menghadapi situasi darurat.
Pihak bandara mengakui bahwa situasi sangat tidak ideal ini menimbulkan gangguan bagi pengguna jasa. Namun, mereka berusaha keras untuk meminimalisir dampaknya agar tidak terjadi kepanikan di kalangan penumpang.
Penting untuk dicatat bahwa insiden ini bukanlah kejadian pertama di bandara ataupun tempat umum lain. Riwayat pemadaman listrik bisa terjadi karena berbagai faktor, dan manajemen bandara perlu menyiapkan langkah mitigasi yang lebih baik lagi ke depannya.
Respon dan Penanganan Situasi
Saat pemadaman listrik berlangsung, situasi di bandara terpantau cukup terkendali. Petugas siap membantu penumpang yang memerlukan informasi terkait penerbangan dan lokasi boarding gate. Hal ini merupakan langkah tepat untuk menjaga kenyamanan penumpang dalam keadaan yang tidak biasa.
Selain itu, manajemen bandara menginstruksikan tim untuk memandu penumpang ke ruang tunggu yang tepat. Langkah ini diambil untuk memastikan tidak ada penumpukan yang terjadi di area yang bisa membahayakan keselamatan penumpang.
Kegiatan penanganan tersebut menunjukkan bahwa meskipun ada gangguan, komitmen untuk memberikan pelayanan terbaik tetap diutamakan oleh pihak bandara. Mereka berkomitmen untuk melakukan evaluasi lebih lanjut setelah masalah teratasi.
“Kami berusaha secepat mungkin untuk memastikan semuanya kembali normal,” ujarnya. Fokus utama mereka saat ini adalah untuk mengembalikan kepercayaan penumpang akan layanan yang diberikan.
Melalui pemantauan terus-menerus, diharapkan kejadian serupa tidak akan terulang di masa mendatang. Pembelajaran dari insiden ini menjadi kritik konstruktif untuk pengelolaan infrastruktur listrik di bandara.
Upaya Perbaikan dan Kesiapan Menghadapi Gangguan Serupa
Ke depan, manajemen Bandara I Gusti Ngurah Rai berencana melakukan sejumlah perbaikan untuk meningkatkan sistem kelistrikan. Hal ini bertujuan agar pemadaman seperti ini tidak terjadi lagi dan layanan bandara tetap optimal.
Pihak bandara juga akan meningkatkan koordinasi dengan penyedia listrik untuk memastikan pasokan dan fungsi sistem berjalan dengan baik. Edukasi kepada semua staf juga menjadi bagian penting dalam rangka menghadapi situasi serupa ke depan.
Dalam analisis lebih lanjut, manajemen akan melakukan peninjauan menyeluruh. Evaluasi dan pelatihan bagi tim teknis juga akan dilakukan agar mereka lebih siap menghadapi kendala yang tak terduga.
Dengan upaya-upaya ini, diharapkan kepercayaan publik terhadap layanan bandara tidak hanya akan meningkat, tetapi juga memberikan kenyamanan bagi setiap pengguna layanan. Kesiapan dalam menghadapi keadaan darurat sangat penting agar pelayanan selalu dapat terjaga.
Seluruh tenanga di bandara paham betul akan lemahnya titik-titik tertentu yang dapat berakibat pada gangguan yang lebih besar. Oleh karena itu, langkah preventif menjadi bagian utama dalam manajemen risiko.