Kasus kematian seorang siswa di daerah Cihampelas, Bandung Barat, memicu perhatian yang cukup besar dari publik. Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengingatkan agar penanganan kasus tersebut diserahkan sepenuhnya kepada pihak Pemerintah Kabupaten Bandung Barat.
Dinas Kesehatan Kecamatan Ngamprah, bersama puskesmas yang ada di wilayah tersebut, menegaskan bahwa insiden tragis ini tidak ada hubungannya dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Keterangan ini menjadi penting agar tidak terjadi kesalahan persepsi di masyarakat.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat, Lia Nurliana Sukandar, juga telah merilis laporan resmi mengenai kronologi kejadian dengan nomor: 400.7.7.1/X.1.1/P2P, sebagai langkah transparansi kepada publik. Dalam laporan itu, tercantum informasi penting yang menjelaskan kondisi dan langkah penanganan yang diambil.
Detail Kronologi Kematian Siswa di Bandung Barat
Berawal dari keluhan yang disampaikan siswa tersebut pada hari Senin, 29 September 2025, dia mengaku merasa pusing. Dalam kondisi tersebut, siswa yang duduk di bangku SMK ini juga mengalami muntah hingga sebanyak lima kali, serta kejang yang membuat kondisi kesehatannya semakin memburuk.
Kemudian, pada Selasa, 30 September 2025, korban dinyatakan meninggal dunia. Situasi ini memicu serangkaian pertanyaan dari pihak keluarga serta masyarakat luas mengenai apa yang sebenarnya terjadi.
Pada Rabu, 24 September 2025, siswa tersebut dilaporkan sempat mengonsumsi hidangan dari program Makan Bergizi Gratis. Beberapa gejala baru muncul setelah beberapa hari, yang menunjukkan adanya masalah kesehatan yang serius.
Penjelasan Dinas Kesehatan Mengenai Kasus Ini
Setelah investigasi dari Dinas Kesehatan, mereka menyimpulkan bahwa kematian siswa tersebut tidak disebabkan oleh keracunan makanan dari menu MBG. Hal ini menjadi jawaban atas berbagai spekulasi yang beredar di kalangan masyarakat.
Lia Nurliana Sukandar menegaskan bahwa situasi kematian siswa tersebut lebih disebabkan oleh adanya penyakit lambung yang diderita siswa. Dalam surat resmi yang dikeluarkan pada 1 Oktober 2025, dinyatakan bahwa gejala yang muncul terjadi lebih dari 48 jam setelah mengonsumsi hidangan dari program tersebut.
Informasi ini penting untuk membenarkan bahwa program Makan Bergizi Gratis tetap aman dan tidak ada hubungan langsung dengan insiden ini. Upaya untuk memperjelas fakta kepada masyarakat menjadi prioritas sebagai langkah membangun kepercayaan.
Reaksi Masyarakat dan Pihak Terkait Terhadap Insiden Ini
Insiden kematian siswa di Cihampelas tentunya memicu berbagai reaksi dari masyarakat. Banyak yang merasa khawatir tentang keamanan makanan yang diberikan kepada siswa di sekolah-sekolah.
Pihak sekolah dan dinas kesehatan pun diajak untuk lebih transparan dalam menyampaikan informasi kepada orang tua dan masyarakat agar tidak terjadi lagi kesalahan paham. Dengan demikian, rasa aman dalam program makanan bergizi untuk anak-anak harus terus dipertahankan.
Keluarga dari korban juga berharap adanya penjelasan yang lebih mendalam dan langkah-langkah yang diambil untuk mencegah kejadian serupa. Mereka ingin memastikan bahwa sekolah dan pemerintah setempat memiliki prosedur yang ketat dalam hal nutrisi untuk siswa.